Sering kebingungan, susah menemukan kata-kata atau kerap lupa setelah sembuh dari Long COVID-19? Pasien yang terkena virus COVID-19 ada yang sembuh dalam hitungan hari, minggu, bulan, dan bahkan ada yang tahunan. COVID yang lama sembuh itu disebut Long COVID atau COVID Long-Hauler. Beberapa penelitian menyebutkan pasien Long COVID mengalami gejala brain fog atau kabut otak sesudahnya.
Alami Gizi Buruk akibat Lumpuh Otak, Rayhan Mengharapkan Bantuanmu Segera!
Pasien yang mengalami Long COVID mengalami beragam gejala beberapa bulan sesudah sembuh dari infeksi SARS-CoV-2. Sebagian pasien merasa seperti pikiran mereka tersesat dalam labirin, sulit untuk menemukan jalan kembali setelah mengalami Long COVID. Gejala ini dikenal dengan istilah “brain fog,” yang merupakan salah satu gejala yang paling tidak dipahami dari long COVID.
Hampir setengah pasien Long COVID melaporkan masalah ingatan atau brain fog, menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal medis JAMA Network Open tentang gejala Long COVID. Dan ini dapat memengaruhi siapa pun yang pernah terinfeksi COVID-19, tidak hanya pasien yang parah hingga memerlukan perawatan di rumah sakit.
Brain fog mencakup berbagai gejala neurologis seperti:
Kesulitan berkonsentrasi
Daya tahan perhatian yang menurun
Kehilangan fungsi eksekutif, seperti multitasking
Perasaan kebingungan
Lambat dalam berpikiri dibanding biasanya
Pikiran yang kabur
Susah menemukan kata-kata yang tepat
Bingung
Kelelahan mental
Gejala setelah terinfeksi COVID-19 ini bisa terasa mirip dengan efek dari kurang tidur atau stres, bukan tanda kerusakan struktural pada otak. Gejala serupa dapat muncul setelah infeksi lain, cedera kepala ringan, atau selama masa menopause. Brain fog juga umum terjadi pada mereka yang mengalami depresi, kecemasan, atau stres.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus 2022 dalam jurnal The Lancet Psychiatry memeriksa lebih dari satu juta pasien COVID-19 dan menemukan bahwa risiko mengalami kondisi neurologis, seperti brain fog, masih meningkat bahkan setelah dua tahun.
Secara umum, orang bisa pulih dari brain fog. Selama pemulihan dari COVID, beberapa orang mengalami gejala brain fog untuk waktu yang singkat, sementara yang lain mungkin mengalaminya selama beberapa bulan atau lebih. Jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, disarankan untuk berbicara dengan dokter.
Beberapa kelompok orang lebih berisiko mengalami gejala Long COVID, termasuk brain fog. Menurut CDC, risikonya lebih tinggi jika:
Pernah mengalami penyakit COVID-19 yang berat atau perawatan di rumah sakit
Memiliki kondisi kesehatan yang mendasari
Tidak mendapatkan vaksinasi COVID
Pernah mengalami sindrom peradangan multisistem (MIS) selama atau setelah menderita COVID.
Untuk membantu mengatasi kebingungan pikiran, disarankan untuk menjalankan sejumlah aktivitas yang terbukti bermanfaat bagi pemikiran dan ingatan. Berikut beberapa kegiatan bermanfaat menurut laman situs Harvard Health.
Kita dapat memulainya dengan perlahan, mungkin hanya beberapa menit beberapa kali sehari. Meskipun tidak ada aturan pasti tentang seberapa banyak latihan yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan otak, umumnya disarankan untuk mencapai 30 menit sehari, lima hari seminggu.
Diet sehat ini melibatkan konsumsi minyak zaitun, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian, yang telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir, daya ingat, dan kesehatan otak.
Menghindarkan diri dari mengonsumsi alkohol dan obat-obatan akan memberi otak kesempatan terbaik untuk memulihkan diri dengan menghindari zat-zat yang dapat merusaknya.
Saat tidur, otak dan tubuh memiliki kesempatan untuk membersihkan racun dan memulai proses penyembuhan. Oleh karena itu, penting memberikan tubuh waktu tidur yang cukup.
Kita sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi sosial tidak hanya memengaruhi suasana hati, tetapi juga berkontribusi pada kemampuan berpikir dan daya ingat.
Banyak kegiatan lain yang bermanfaat seperti terlibat dalam kegiatan yang merangsang otak, mendengarkan musik, berlatih kesadaran diri, dan menjaga sikap mental yang positif. Semua langkah ini dapat membantu meningkatkan kesehatan otak dan mengatasi kebingungan pikiran.
Mengalami brain fog setelah sembut dari COVID-19 merupakan hal yang dirasakan oleh sebagian penderita Long COVID. Jika khawatir karena merasakan gejala yang sama seperti yang dijelaskan di atas, ada baiknya segera cek ke dokter.
Tak hanya brain fog, SARS-CoV-2 juga membuat sebagian orang terkena masalah kesehatan lainnya. Menurut CDC Mereka yang pernah terjangkit SARS-CoV-2 cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi kesehatan baru, seperti diabetes, gangguan jantung, pembekuan darah, atau masalah neurologis, jika dibandingkan dengan individu yang tidak pernah terinfeksi virus ini. Banyak dari pasien penyakit-penyakit tersebut yang membutuhkan bantuan biaya untuk pengobatan. Kita bisa membantu mereka dengan memberikan donasi melalui WeCare.id lewat situs web WeCare.id atau aplikasi WeCare.id yang bisa diunduh di Google Store atau App Store. Apa pun dan berapa pun donasi yang kamu berikan akan sangat membantu pasien yang membutuhkan.
Yuk, donasi sekarang melalui WeCare.id!
Berg, S. (2023). What doctors wish patients knew about long COVID-19 brain fog. Diambil kembali dari ama-assn.org.
Budson, A. E. (2021). What is COVID-19 brain fog — and how can you clear it? Diambil kembali dari health.harvard.edu.
Fleming, T. (2022). Is COVID Brain Fog Permanent? Diambil kembali dari hackensackmeridianhealth.org.
Long COVID or Post-COVID Conditions. (2021). Diambil kembali dari cdc.gov.Long COVID: Brain fog. (2023). Diambil kembali dari nhsinform.scot.
Sumber Featured Image : Afif Ramdhasuma on Unsplash
The post Benarkah Covid-19 Sebabkan Brain Fog AKA Kabut Otak? appeared first on WeCare.id.
No products in the cart
Return to shop